Langsung ke konten utama

Instagram dan Twitter

Instagram dan Twitter
“Tidak perlu terlihat paling sempurna untuk disukai, cukup apa adanya dan menjadi rumah”

Cuplikan kalimat diatas mungkin cukup menggambarkan bagaimana twitter yang selama ini dilupakan karena Instagram. Beberapa pengguna mengatakan, twitter adalah rumah bagi mereka, instagram terlalu gaduh, sedang twitter selalu adem, meskipun isinya tulisan doang, “dari twitter-lah jokes-jokes receh itu lahir sebelum disebarluaskan menjadi meme, sebelum dijadikan story di instagram”

Sebenarnya instagram dan twitter adalah dua hal yang jelas berbeda. Belakangan ini banyak sekali yang mengkritisi dan mencoba membanding-bandingkan, bagaimana kedua platform ini dalam memuaskan penggunanya. Kembali lagi, instagram diciptakan dengan basic share foto, twitter dibuat dengan basic tulisan. Membandingkan hal yang tidak pernah sebanding dari awal adalah sia-sia.

Twitter memang tempatnya mereka yang introvert, yang ingin mengutarakan apa yang mereka rasa, karna SIAPA YANG PEDULI ?
 mau bacot apa aja di twitter ga bakal ada yang julid, justru bikin ngakak setiap baca comment section, karna itu platform tujuannya buat ngebacot. 
Sudah jelas berbeda dengan instagram.

Kebanyakan orang bilang instagram itu tempatnya orang yang pencitraan sedang twitter tempatnya orang yang apa adanya. Hmmm, begini Soekamti, orang kalau mau share itu pasti yang baik-baik yang ditunjukkin, kalo udah tau jelek tapi tetep di publish itu namanya "Goblooo". Sebelum ber-social-media seharusnya kamu paham konsep seperti ini. Jadi, bukan salah mereka yang pencitraan. Hanya saja sudut pandangmu selalu mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Point yang kedua, banyak yang bilang instagram itu tempatnya orang pamer. Daripada mikir negatif yang engga-engga. Terlepas dari orang itu memang berniat untuk pamer atau tydaaa, bisakah kita menjadi lebih produktif lagi atas kehidupan kita sendiri. Menjadikan waktu benar-benar bermanfaat untuk kehidupan kita esok. Barangkali memang standart hidup manusia itu berbeda, apa yang menurut kita pamer, di orang lain biasa-biasa saja. 

Daripada bikin dosa ya keun, lebih baik menyibukkan diri demi standart hidup yang lebih baik. Kalo udah sibuk sama hidup sendiri, pasti nggak akan ada waktu buat ngomongin orang lain kok. :)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Way How to Love Yourself

The Way How to Love Yourself Whoopz, finally come back. Di blog yang kadang jelas, tapi lebih banyak nggak jelasnya. Karena banyak curhatan terselubung didalamnya, eh. Hahaha. Ok, kemarin gue sempet dilema mau posting topik ini duluan atau secreto. Akhirnya gue mutusin untuk post secreto dulu, mumpung momentnya dapet. Dan dari conclusion kemarin, soal mental health itu gue bakal terusin di topik ini. Tapi anyway, postingan ini bener-bener tentang fenomena yang gue alami entah datangnya dari diri ini atau manusia lain. Kalau ada kurang lengkap atau ga setujunya, yheu mon maap, daripada berdebat mari kita musyawarah untuk mufakat. Bukankah seperti itu lebih baik Katemi ? hahaha. Ngomonin the way how to love urself pasti fokus utamanya ada pada kebahagiaan, dan definisi bahagia setiap orang sudah pasti berbeda. Berhubung gue jomblo, jadi sebisa mungkin gue memaknai kehidupan yang menyenangkan ini sebagai jomblo. Buat kalian yang in relationship, pasti lah memaknai kebahagiaa

Mau jadi apa Indonesia ?

Helooo, i’m back. Setelah sekian lama tidak berkawan dengan blog karena kesibukan yang tidak jelas sibuk ngapain. Hehe. Kali ini gue mau ngebahas soal fenomena yang lagi booming. Anak smp yang nekat nikah muda dengan dalih takut tidur sendirian. Dari kemarin gue udah gemes nahan-nahan supaya ga terlalu speak up, tapi kagaaa bisa, aaasli gabisa. Jadi, biarkan gue dengan lantang mengatakan if i am totally disagree sama dispensasi yang diberikan pengadilan kepada dua bocah ini. Can you imagine guys ? Smp umur 16 sama 15 tahun. Nikah. Apa sih Dik yang kamu cari ? (Semoga Tuhan memberkahimu keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah ya. Dan semoga ga bermunculan tagline berita serupa). Aamiin.  Oke, terlepas dari hak asasi manusia atau apapun itu. Tolong dipahami. Menikah bukan melulu soal hidup bareng, tidur ada temennya, terus bisa bebas ena-ena kaya gitu. Disini gue juga gamau menggiring opini reader untuk jadi membenci sama keputusan bocah smp ini, karna bagaimanapun jug